Yayasan Pondok Pesantren Miftahul Qulub (YPPMQ) Tawar berdiri melalui perjalanan sejarah yang cukup panjang. Diawali dari kondisi keamanan Negara Republik Indonesia yang semakin kondusif pasca kemerdekaan 1945, Kyai Istad Djanawi pada tahun 1947 memulai langkah perjuangan dakwahnya untuk mengisi kemerdekaan dengan mengijazahkan Thariqat Naqsyabandiyah Khalidiyah sebagai media spiritual (Suluk) seorang hamba kepada Sang Pencipta, atas Ijazah ke-Mursyid-an dari KH. Umar (Mbah Sri) Curahmalang Sumobito Jombang. Sebelum itu pada awal abad 20, Tawar hanya merupakan sebuah kampung kecil yang sepi dalam teretorial pemerintahan Hindia-Belanda. Pada saat itu Kyai Imam Burhani (mertua Kyai Istad Djanawi) yang wafat pada sekitar tahun 1919, berusaha meramaikan dusun ini dengan aktifitas dakwah berupa mengajar al-Quran di musholla (Langgar Gladhak) yang berada di atas tanah miliknya. Dan musholla ini akhirnya diperbesar oleh Kyai Istad Djanawi dan diubah menjadi sebuah masjid yang sebagian dindingnya berupa Gebyok (papan kayu) dan Gedhek (anyaman bambu) untuk memulai pijakan langkah dakwahnya.