Sebagai seorang Mursyid Thariqat KH. Ahmad Syamsuddin tidak ingin para muridnya hanya mempelajari wirid amalan thariqat, namun beliau juga perlu meningkatkan keilmuan seluruh murid thariqat dengan memberikan pembinaan serta bimbingan ilmu agama secara rutin, pada setiap malam jumat setelah Tawajuhan (Khususiyah) para murid yang rumahnya di sekitar desa Tawar dianjurkan mengikuti pengajian yang diasuh oleh beliau, sedangkan seluruh murid thariqat baik yang rumahnya dekat maupun yang jauh dihimbau hadir pada setiap malam jumat legi untuk mengikuti Tawajuhan yang dilanjutkan dengan pengajian, dengan maksud shilaturrahim antara murid dan guru dapat selalu terjalin juga ditujukan agar mereka senantiasa terbimbing dalam mengamalkan thariqat dengan bekal ilmu agama yang mencukupi. Kemudian sesuai perkembangannya masih pada tahun 1997 pengajian rutin Malam Jumat Legi ini dibuka untuk umum yang tidak diikuti oleh murid yang sudah berbaiát thariqat saja, tetapi juga diikuti oleh keluarga mereka, seluruh santri pondok, wali santri, alumni, masyarakat sekitar, dan simpatisan dari dalam dan luar kota bahkan dari provinsi lain, dengan jumlah pengikut sekitar 5000 orang