Pada sekitar tahun 1947, dua tahun setelah Indonesia merdeka, kondisi keamanan sudah mulai kondusif, Kyai Istad Janawi mulai merintis lembaga pendidikan berupa madrasah yang sebagian besar mata pelajarannya adalah kitab-kitab diniyyah. Lembaga ini sebagai cikal bakal berdirinya Yayasan Pendidikan Ma’arif NU “Miftahul Qulub”. Sebelum mendirikan madrasah, terlebih dahulu beliau mengkader beberapa orang keluarga dan muridnya. Mereka disekolahkan dengan harapan nantinya menjadi tenaga pengajar di madrasah dan pesantren yang akan beliau dirikan. Hal ini karena beliau mempunyai rencana jangka panjang dalam mengembangkan ilmu pengetahuan.
Beberapa orang yang sengaja dikader untuk membantu perjuangannya adalah :
Mereka disekolahkan di desa Jatirejo karena pada saat itu sudah berdiri lembaga pendidikan formal yang bernama Sekolah Rakyat NU (SR-NU) yang sekarang menjadi Madrasah Ibtidaiyah Jatirejo.
Manusia hanya bisa merencanakan, tetapi Tuhanlah yang menentukan. Sebelum cita-cita luhur beliau terwujud, yaitu berdirinya sebuah pesantren, beliau dipanggil oleh sang Khaliq, meninggalkan semua kerabat dan masyarakat untuk selamanya, padahal semua sudah dipersiapkan mulai dari kader hingga sebagian bahan material untuk pembangunan pesantrennya.
Sepeninggal Kyai Istad Janawi, para generasi penerus beliau tidak patah semangat. Untuk mewujudkan cita-cita sang guru, pada tahun 1963 M. dengan diprakarsai oleh H. Abdul Syukur (Polo Ka’in) yang merupakan murid Kyai Istad yang saat itu menjabat sebagai Kepala Dusun Tawar mengajak masyarakat untuk membuatkan bangunan dari gedhek (anyaman bambu) berupa dua kamar untuk menyambut Gus Syamsuddin putra ke-10 Kyai Istad yang masih di pesantren jika suatu saat pulang kampung, dengan harapan apa yang sudah dicita-citakan sang guru mendirikan pesantren dapat terwujud.
Tahun 1963 M. itulah dijadikan tahun berdirinya Pondok Pesantren Miftahul Qulub Tawar Kec. Gondang Kab. Mojokerto.